SI PENSIL DAN SI PENGHAPUS
Pensil: “Maafkan aku Penghapus…”
Penghapus: “Maafkan aku??? Untuk apa Pensil??? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku?”
Pensil: “Aku minta maaf karena
aku telah membuatmu terluka. Setiap kali
aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya.
Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan
sebagian dari dirimu. Kamu ak..
.
an menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat…”
Penghapus: “Hal itu memang benar… Namun aku sama sekali tidak merasa
keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu.
Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan
kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau
akan mengganti diriku dengan yg baru. Aku sungguh bahagia dengan
peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat
dirimu bersedih…”
Ibaratnya adalah… Si Penghapus adalah Orang
Tua kita… Si Pensil adalah diri kita sendiri… Orang tua akan selalu ada
untuk anak-anaknya untuk memperbaiki kesalahan anak- anaknya… Namun,
terkadang, seiring berjalannya waktu… Orang tua akan terluka dan akan
menjadi semakin ‘kecil’… (Bertamba h tua dan akhirnya meninggal).
Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang
baru (Suami atau Istri), namun Papa dan Mama akan selalu tetap merasa
bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan
selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa
khawatir ataupun sedih.
Dan hingga saat ini… Di antara kita
masih ada yang menjadi Si Pensil… Hal itu sangat menyakitkan… Melihat si
penghapus atau orang tua kita semakin bertambah “Kecil” dan “Kecil”
seiring berjalannya waktu.
Hingga kelak suatu hari… Yang
tertinggal hanyalah “Serutan” (remah2n ya) si penghapus atau segala
kenangan yang pernah kita lalui dan miliki bersama mereka…”
sumber 1
sumber 2