Frederic Kanoute
Nama Lengkap : Frederic Oumar Kanoute
Tempat Lahir : Rhone, Prancis
Tanggal Lahir : 2 September 1977
Kebangsaan : Mali
Posisi : Striker
Bermain di Klub : Sevilla
Frederic Kanoute adalah pemain sepak bola asal Mali yang bermain di La
Liga Spanyol bersama Sevilla. Pemain bernama lengkap Frederic Oumar
Kanoute itu lahir di Rhone, Prancis, pada 2 September 1977.
Kanoute mengawali karir sepak bola profesional bersama Olympique
Lyonnais (Lyon) dan mengawali debutnya pada tahun 1997 di ajang Piala
Intertoto menghadapi Odra Wodzislaw (Polandia).
Pada tahun 2000, Kanoute hijrah ke Inggris dan bergabung dengan West
Ham United. Bersama The Hammers, Kanoute mencetak 29 gol. Dua musim
berikutnya, Kanoute pindah ke Totteham Hotspur dan bermain cukup baik
selama di White Hart Lane.
Pada 17 Agustus 2005, Kanoute pindah ke Spanyol bergabung dengan
Sevilla seharga 6,5 juta euro. Kanoute turut mencetak gol saat Sevilla
menang 4-0 atas Middlesbrough pada final Piala UEFA 2006.
Meski pernah membela tim nasional Prancis U-21, Kanoute memilih
memperkuat tim nasional Mali di level senior. Kanoute merupakan pencetak
gol terbanyak pada Piala Afrika 2004 dengan 4 gol, namun Mali
tersingkir di semi final oleh Maroko.
Pada tahun 2007, Kanoute terpilih sebagai Pemain Terbaik Afrika dan
merupakan pemain Afrika kelahiran luar negeri pertama yang memperoleh
gelar tersebut.
keputusannya memilih cina sebagai tempat berlabuh
Kanoute meninggalkan Sevilla untuk mencoba peruntungannya di Cina
selama dua tahun. Manajemen Sevilla mengumumkan, striker Frederic
Kanoute meninggalkan klub La Liga Spanyol untuk bergabung tim Liga Super
Cina Beijing Guoan.
Kanoute pada awal pekan ini telah
mengungkapkan dia sedang mempelajari sejumlah opsi dengan klub Timur
Tengah, Cina, dan Amerika Serikat. Klub-klub ini kemungkinan menjadi
tempat kelanjutan karirnya.
Pemain asal Mali itu kini sudah
menandatangani kontrak dua tahun dengan klub ibukota Cina itu, yang saat
ini menduduki peringkat tiga klasemen Liga Super, tertinggal tujuh
angka dari Guangzhou Evergrande.
Kanoute direkrut Sevilla pada
2005 setelah dua tahun bersama Tottenham, dan menjadi ikon tim yang
bermarkas di Ramon Sanchez Pizjuan itu dengan torehan 136 gol dari 290
pertandingan.
Selama memperkuat Sevilla, Kanoute telah memberikan
gelar dua Piala UEFA, satu Piala Super UEFA, dua Copa del Rey, dan satu
Piala Supercopa.
puasa bukanlah halangan bagi kanoute
Dalam kompetisi sepak bola di Beijing yang juga bertepatan dengan bulan
suci Ramadhan, hal ini sama sekali tidak menghalangi bagi Frederic
Kanoute guna menjalankan ibadah puasa.
Dalam Liga Super Cina,
pemain dari Beijing Guoan itu telah mengatakan bahwa puasa tidaklah
menghalangi seseorang untuk bertanding.
Tim medis selalu
mengatakan bahwa ancaman dehidrasi serta pingsan ketika bertanding atau
latihan di lapangan adalah sesuatu yang ditakutkan. “Puasa adalah
masalah iman, roh bisa menaklukkan fisik dan mental, bukan sebaliknya,”
ucap mantan dari penyerang Sevilla tersebut.
“Jadilah perut
lapar, kerongkongan mungkin kering, dan tubuh dapat gemetar saat harus
mengejar bola di lapangan, tetapi karena hati sudah berniat untuk
berpuasa, yang semuanya tampak secara fisik akhirnya bisa diatasi,”
ungkap pesepakbola yang pernah dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Afrika
2007 tersebut.
Dalam sebuah jurnal penelitian medis ‘British
Journal of Sports Medicine’, mereka mengatakan bahwa puasa di bulan
Ramadhan bisa menjadikan ancaman para pesepak bola yang beragama muslim.
karena sewaktu menjalankan puasa, seorang pemain tidak mendapatkan
asupan gizi dan air minuman pada siang harinya. Dan damapknya permainan
seorang pemain sepak bola akan sangat turun signifikan dari geraknya,
seperti halnya lima persen akan mempengaruhi kecepatan berlari,
kemampuan untuk menggirin bola sessrta daya tahan pada tubuh akan
menurun.
Tetapi dari hasil riset tersebut tentu tidak berlaku
bagi Frederic Kanoute. Ia mengatakan bahwa setiap kali bulan Ramadhan,
Frederic Kanoute selalu berpuasa walaupun bertanding dalam permainan
yang lamanya sekitar 90 menit di lapangan. Frederic Kanoute yang juga
pernah menjadi punggawa Tottenham Hotspur memberikan himbauan agar
seluruh pihak bisa menghormati dan memahami ajaran Islam yang ia yakini
tersebut.
Ia berpandangan bahwa masalah keyakinan tidak mampu
dilihat dengan kacamata fisik saja. Dan karena bulan Ramadhan itulah, ia
malah semakin banyak bersedekah guna membantu orang-orang yang belum
mampu. Apa yang dilakukannya itulah diyakini olehnya bisa membuat
kekuatan fisiknya tetap prima lantaran dari pertolongan dari Allah Swt.
“Secara
pribadi, menjalankan agama dan membantu dalam dunia sepak bola juga
bisa membuat saya tetap sehat dan menguatkan saya. Tidak ada konflik
karena orang yang tahu tentang Islam, sebenarnya puasa menguatkan mereka
yang menjalaninya, dan bahkan tidak melemahkan Muslim,” kata Kanoute.
sebuah masjid yang di biayai oleh kanoute
REPUBLIKA.CO.ID, SEVILLA
– Hingar bingar panggung sepak bola Eropa tidak membuat Frederic Oumar
Kanoute lupa daratan. Gelimang uang dari industri olah raga termegah di
dunia itu justru digunakan penyerang kelahiran Prancis itu untuk
kemaslahatan umat.Kanoute
yang kini bermain untuk klub Spanyol, Sevilla, tak pernah segan
menampakkan ketaatannya sebagai seorang Muslim di mana pun berada.
Pencetak gol terbanyak Liga Spanyol 2006-2007 itu bahkan rela
menyisihkan sebagian hartanya untuk memelihara syiar Islam.
Pada
tahun 2007, komunitas muslim Sevilla terancam tidak dapat menggelar
shalat Jumat berjamaah ketika masjid di kota itu nyaris ditutup. Izin
penggunaan masjid di wilayah Ponce De Leon itu habis dan terpaksa dijual
kepada publik. Kanoute tampil sebagai penyelamat dengan membeli masjid
itu seharga 700 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 6,6 miliar.Untuk menyelamatkan masjid itu, Kanoute harus rela menyisihkan sekitar
satu tahun gajinya di Sevilla. Meski demikian, Kanoute tetap tawadlu dan
enggan berkomentar atas amal mulianya itu.
“Jika Kanoute tidak membelinya, mungkin kami tidak akan lagi bisa
beribada shalat Jumat,” kata seorang juru bicara Islamic Community of
Spain kepada media lokal Diario de Sevilla.
Kanoute menjadi mualaf pada tahun 1997. Ia memutuskan untuk pindah
kewarganegaraan dan membela tim nasional Mali pada tahun 2004. Ia
kemudian dinobatkan menjadi pemain terbaik Afrika 2007